Pemikiran Keuangan Gen Z yang Pragmatis dan Pandangan Terhadap Ekonomi Halal

Generasi Z, juga disebut sebagai GenZie, iGen, homelanders, atau post-millennials, menarik perhatian pemasar karena mereka tumbuh di era Revolusi Industri Keempat (IR 4.0) dan menghadapi tantangan besar seperti perubahan iklim, serangan siber, dan pandemi COVID-19. Generasi Z adalah kaum muda yang tumbuh dalam era teknologi tinggi dan perubahan sosial yang cepat, dan mereka juga membawa perubahan dalam tren budaya.

Generasi Z memasuki dunia keuangan dengan perspektif pragmatis dan belajar dari pengalaman. Sekarang mereka menjadi pengelola keuangan yang hati-hati, menilai risiko dan keuntungan sebelum membuat keputusan keuangan karena mereka melihat kesulitan keuangan orang tua mereka. 

Pergeseran ini menunjukkan penghargaan terhadap fleksibilitas dan keinginan untuk stabilitas saat mencari pekerjaan dengan gaji yang stabil. Banyak Gen Z influencer dan micro-influencer di seluruh dunia yang aktif membahas ekonomi halal, memberikan perspektif mereka yang beragam untuk membantu industri memahami dan menilai perubahan demografi. Gen Z dianggap sebagai pasar yang potensial untuk ekonomi Islam dan halal, dengan 32% orang yang mungkin tertarik. Mereka menyukai ekonomi ini karena mereka memahami teknologi, prinsip moral, dan keberlanjutan. Dengan populasi yang semakin meningkat, Generasi Z bukan hanya pasar potensial tetapi juga kekuatan untuk mendorong perubahan di dalamnya. Pemahaman tentang ekonomi halal telah berkembang dari hanya berfokus pada makanan menjadi pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai Islam dan peluang yang terkandung di dalamnya.

Dengan kemampuan teknologi Gen Z, segmen pasar yang potensial untuk ekonomi halal terbuka, dan merek halal yang dapat memahami dan memenuhi prinsip-prinsip mereka memiliki peluang besar untuk sukses. Merek yang dapat menunjukkan transparansi dan kejujuran yang tinggi, serta praktik bisnis yang etis, akan memenangkan kepercayaan Gen Z.

Kejujuran adalah kunci untuk membina hubungan dengan Gen Z. Merek halal yang jujur dalam menyampaikan informasi tentang kualitas produk atau tujuan perusahaan akan mendapatkan apresiasi dan loyalitas dari generasi muda ini. Kejujuran juga berarti berpartisipasi aktif dalam perbaikan dan mengakui kesalahan. 

Gen Z akan memilih merek halal yang berkontribusi positif kepada masyarakat dan terlibat dalam masalah sosial. Generasi Z dapat lebih mempercayai merek halal melalui program amal yang jelas dan terukur, inisiatif keberlanjutan, dan dukungan pendidikan.

Menghadapi gelombang Gen Z yang dinamis, merek halal harus mempertahankan prinsip-prinsip dasar dan berinovasi dalam cara mereka berinteraksi dengan generasi muda ini. 

Pemasaran yang relevan, terutama di media sosial, harus melibatkan konten yang tidak hanya asli dan personal tetapi juga menunjukkan kejujuran dan transparansi. Menarik perhatian dan membangun kepercayaan adalah dengan menceritakan kisah di balik produk, proses produksi yang ramah lingkungan, dan dampak positif pada masyarakat.

Selain itu, perusahaan halal memiliki kemampuan untuk membangun hubungan dengan Generasi Z dengan lebih aktif berpartisipasi dalam masalah sosial yang mereka hargai. Merek halal dapat tetap relevan dan berkelanjutan dalam menghadapi dinamika pasar yang terus berubah dengan memanfaatkan inisiatif keberlanjutan yang dapat diukur dan dilihat, yang dapat menciptakan dampak positif, memperkuat hubungan merek dengan konsumen, dan meningkatkan daya tarik perusahaan di mata Generasi Z.


Penulis: Ismi Azizah Fibriyanti


Pemikiran Keuangan Gen Z yang Pragmatis dan Pandangan Terhadap Ekonomi Halal Halaman 2 - Kompasiana.com

Posting Komentar

0 Komentar